oleh: Bella Wiraniskala
Atap yang terbuat dari bahan tanah liat, asbes, metal, atau aspal memang banyak digunakan masyarakat di Indonesia. Namun pada dasarnya dari bahan-bahan tersebut ada yang tidak tahan terhadap korasi ataupun yang mengandung zat beracun dengan tingkat toksisitas tinggi. Berbeda dengan atap bahan UPVC, percobaan dilakukan dengan mencelupkan atap UPVC selama 24 jam ke dalam larutan HCL (Hydrochloric Acid ) konsentrasi 6% dan NaOH (Sodium Hydroxide/Caustic Soda ) konsentrasi 20%. Hasilnya, atap dengan bahan ini memiliki ketahanan terhadap korosi yang biasa disebabkan oleh asam, basa, solvent dan garam.
Keunggulan dari atap UPVC ini pun teruji dalam perubahan cuaca. Dibantu dengan desain atap/genteng yang fleksibel di kedua sisinya, pemuaian dan penyusutan yang diakibatkan perubahan cuaca dapat diminimalisir. Selain itu bahan ini tidak menghantar listrik sehingga tidak akan terbakar apabila terkena petir. Bahan ini sangat cocok digunakan untuk atap atau genteng pabrik maupun perumahan, baik di daerah sekitar pantai ataupun dengan daerah dengan tingkat polusi tinggi.
Sumber: Elite Roof