oleh: Dewi Kartini
Setidaknya ada 2 solusi untuk mengatasi masalah ini. Pertama, mengganti material permukaan tanah eksisting dengan material tanah uruk yang baru. Kedua, menggunakan material bambu/dolken untuk meningkatkan daya dukung tanah eksisting.
Angga Permata dan Rico Arinto dua arsitek dari AR-chitect memakai cara kedua. Material yang dipilih adalah bambu, bukan dolken. “Dibanding dolken, harga bambu lebih murah dan mudah didapat. Sebagai perbandingan, harga bambu Rp 1500/m, sedangkan kayu dolken Rp 7000/m. Selain itu, bambu akan semakin kuat jika terkena air,” jelas Rico.
Proses pengerjaannya sebagai berikut. Mula-mula tanah eksisting digali sampai kedalaman dimana batas fondasi akan dibuat. Selanjutnya, bambu-bambu ditanam sedalam ±5m dengan Jarak antarbambu sekitar 20cm - 40cm. Lakukan hal ini ke seluruh permukaan lahan agar tercipta daya dukung tanah yang stabil dan maksimal. Selanjutnya, lahan siap digarap untuk pemasangan fondasi seperti biasa.
Ilustrasi: Indra Zaka Permana